Xiaomi Gagal Capai Target di 2015
BEIJING - Produsen smartphone, Xiaomi, dinilai
gagal dalam target atau pencapaian perusahaan di 2015. Vendor asal China
tersebut mengatakan pada Jumat bahwa mereka mengapalkan lebih dari 70
juta handset pada tahun lalu.
Dilansir Businessinsider, Jumat (15/1/2016), kabar ketidakmampuan Xiaomi mencapai target muncul dari sebuah banner di website microblog yang bertuliskan pengapalan telefon seluler Xiaomi 2015 lebih dari 70 juta unit.
Laporan pada Juli lalu menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya penjualan Xiaomi lebih rendah ketimbang enam bulan sebelumnya. Analis mengatakan bahwa pasar domestik untuk penjualan Xiaomi menjadi 'jenuh'.
Juru bicara perusahaan mengungkapkan, meskipun mengalami penurunan, Xiaomi tetap menjadi brand smartphone teratas di China untuk 2015. Kendati demikian, produsen Redmi Note tersebut tetap harus bertarung dengan kompetitor seperti Lenovo Group dan Huawei di negeri asalnya.
"Untuk Xiaomi, smartphone menjadi lini produk paling besar dan menghasilkan sekira 90 peren dari pendapatan mereka," kata analis teknologi Neil Shah dari Counterpoint Research.
Shah meramalkan di 2016, Xiaomi akan tumbuh sebesar 16 persen. Ada peningkatan karena perusahaan asal China itu diharapkan memulai penjualan di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa Timur.
Dilansir Businessinsider, Jumat (15/1/2016), kabar ketidakmampuan Xiaomi mencapai target muncul dari sebuah banner di website microblog yang bertuliskan pengapalan telefon seluler Xiaomi 2015 lebih dari 70 juta unit.
Laporan pada Juli lalu menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya penjualan Xiaomi lebih rendah ketimbang enam bulan sebelumnya. Analis mengatakan bahwa pasar domestik untuk penjualan Xiaomi menjadi 'jenuh'.
Juru bicara perusahaan mengungkapkan, meskipun mengalami penurunan, Xiaomi tetap menjadi brand smartphone teratas di China untuk 2015. Kendati demikian, produsen Redmi Note tersebut tetap harus bertarung dengan kompetitor seperti Lenovo Group dan Huawei di negeri asalnya.
"Untuk Xiaomi, smartphone menjadi lini produk paling besar dan menghasilkan sekira 90 peren dari pendapatan mereka," kata analis teknologi Neil Shah dari Counterpoint Research.
Shah meramalkan di 2016, Xiaomi akan tumbuh sebesar 16 persen. Ada peningkatan karena perusahaan asal China itu diharapkan memulai penjualan di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa Timur.